Perjalanan Isra Mi\'raj Rasulullah SAW
SMA IT Qardhan Hasana Banjarbaru

By Administrator 25 Jan 2022, 09:41:46 WIB Artikel
Perjalanan Isra Mi\

Pada malam hari ketika kita menengadah ke atas langit, kita bisa melihat cahaya bulan yang begitu indah. Cahaya bulan tersebut membutuhkan waktu untuk bisa sampai terlihat mata kita. Jika jarak antara bulan dengan bumi sekitar 350.000 kilometer sedangkan kecepatan cahaya sekitar 300.000 meter per detik maka sinar bulan yang kita lihat membutuhkan waktu  lebih dari satu detik untuk sampai ke bumi dan bisa terlihat oleh mata manusia. Ini sama saja artinya jika kita melihat bulan maka sebenarnya bulan yang kita lihat adalah bulan satu detik yang lalu.

              Hal yang sama terjadi pada siang hari ketika kita melihat cahaya matahari. Jika jarak matahari ke bumi sekitar 150 juta kilometer, maka dengan kecepatan cahaya, sinar matahari akan membutuhkan waktu sekitar 8 menit untuk sampai ke bumi dan terlihat oleh mata. Artinya, cahaya matahari yang kita lihat saat ini adalah cahaya matahari 8 menit yang lalu.

              Selain bulan dan matahari, masih banyak terdapat benda – benda langit seperti bintang -bintang yang cahayanya bisa saja kita lihat di malam hari. Bintang -bintang tersebut ada yang jaraknya lebih jauh dari bumi hingga milyran hingga triliunan kilometer. Jadi bisa saja cahaya bintang yang kita lihat adalah cahaya bintang dari jutaan tahun yang lalu.

              Dengan perkembangan teknologi, di jaman modern saat ini sudah banyak satelit maupun roket yang dibuat untuk di luncurkan ke luar angkasa. Sebagian besar bertujuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi agar dapat membantu kehidupan manusia di bumi. Akan tetapi satelit maupun roket-roket tersebut masih terbatas jangkauannya, masih berkisar di tata surya. Masih banyak benda-benda langit di alam semesta ini yang belum bisa terjangkau oleh teknologi manusia.

              Akan tetapi, pada abad ke – 7 sekitar 1400 tahun lalu,  terdapat sebuah peristiwa luar biasa terjadi dari tanah Arab. Peristiwa ini dikenal dengan nama Isra Mi’raj. Isra Mi’raj menjadi salah satu peristiwa penting bagi umat islam yang terjadi tepatnya pada tanggal 27 Rajab. Isra Mi’raj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsha Palestina menuju ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh pada malam hari.

              Dalam peristiwa ini Nabi Muhammad SAW telah diperjalankan untuk menempuh jarak yang luar biasa jauhnya menembus ruang dan waktu yang sampai saat ini tidak diketahui seberapa jauh total jarak yang sebenarnya. Nabi Muhammad SAW telah menembus batas - batas materi alam semesta yang menurut catatan manusia berjarak 13,7 miliar tahun cahaya dan bahkan mungkin melampaui jarak tersebut.

              Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Muhammad SAW telah melihat sebagian tanda-tanda kebesaran kekuasaan Allah SWT yang paling besar. “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Rabbnya yang paling besar.” (QS. Al-Najm [53]:18).

              Sebelum melakukan perjalanan Isra dan Mi’raj, Nabi Muhammad dikisahkan pada saat masih kecil, beliau pernah dibelah dadanya oleh malaikat Jibril untuk menyucikan hati beliau dari keburukan. Kemudian kejadian tersebut terulang kembali sebelum Nabi Muhammad SAW menjalani Isra dan Mi’raj. Isra' dan Mi'raj merupakan dua peristiwa berbeda. Namun karena dua peristiwa ini terjadi pada waktu yang bersamaan pada malam hari maka disebutlah Isra' Mi'raj.

Isra adalah perjalanan Rasullullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Al-Aqsa, dengan jarak antara kedua mesjid itu sekitar 1300 kilometer. Dalam perjalanan ini Nabi Muhammad SAW menaiki kendaraan yang disebut dengan Buraq. Buraq merupakan hewan putih panjang, berbadan besar melebihi keledai dan bersayap. Dikisahkan Buraq dalam sekali melangkah bisa menempuh perjalanan sejauh mata memandang dalam sekejap untuk melewati tujuh langit dan bertemu dengan para penghuni di setiap tingkatan. Pada peristiwa ini, Rasulullah ditemani oleh malaikat Jibril.

Peristiwa kedua yaitu Mi’raj. Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Al-Aqsa ke Sidratul Muntaha, kemudian di perjalanan Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi-Nabi pada setiap langit sampai langit ketujuh.

Dalam hadits dikisahkan, di langit tingkat pertama, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan manusia pertama di muka bumi, Nabi Adam A.S. Saat bertemu Nabi Adam A.S, Nabi Muhammad SAW sempat bertegur sapa sebelum akhirnya meninggalkan dan melanjutkan perjalanannya. Nabi Adam A.S membalasnya dengan membekali Rasulullah lewat doa agar selalu diberi kebaikan pada setiap urusan yang dihadapinya.

Di langit kedua, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Isa A.S dan Nabi Yahya A.S. Seperti halnya di langit pertama, Rasullulah disapa dengan ramah oleh kedua nabi pendahulunya. Sewaktu akan meninggalkan langit kedua, Nabi Isa A.S dan Yahya A.S juga mendoakan kebaikan kepada Rasullulah.

Lalu di langit ketiga, Rasullulah bertemu dengan Nabi Yusuf A.S, manusia tertampan yang pernah diciptakan Allah SWT di bumi. Dalam pertemuannya, Nabi Yusuf A.S memberikan sebagian dari ketampanan wajahnya kepada Nabi Muhammad SAW. Dan juga di akhir pertemuannya, Nabi Yusuf A.S memberikan doa kebaikan kepada nabi terakhir itu.Setelah berpisah dengan Nabi Yusuf A.S di langit ketiga, Nabi Muhammad melanjutkan perjalanan dan sampailah dia ke langit keempat.

Pada langit keempat ini, Rasullulah bertemu Nabi Idris A.S. yaitu manusia pertama yang mengenal tulisan, dan nabi yang berdakwah kepada Bani Qabil dan Memphis di Mesir untuk beriman kepada Allah SWT. Seperti pertemuan dengan nabi-nabi sebelumnya, Nabi Idris A.S memberikan doa kepada Nabi Muhammad SAW supaya diberi kebaikan pada setiap urusan yang dilakukannya.

Selanjutnya di langit kelima, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Harun. yaitu nabi yang mendampingi saudaranya, Nabi Musa A.S berdakwah mengajak Raja Firaun yang menyebut dirinya tuhan dan kaum Bani Israil untuk beriman kepada Allah SWT. Harun terkenal sebagai nabi yang memiliki kepandaian berbicara dan meyakinkan orang. Di langit kelima, Nabi Harun mendoakan Nabi Muhammad SAW senantiasa selalu mendapat kebaikan pada setiap perbuatannya.

Pada langit keenam, Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril bertemu dengan Nabi Musa A.S. Yaitu nabi yang memiliki jasa besar dalam membebaskan Bani Israil dari perbudakan dan menuntunnya menuju kebenaran Illahi. Selama bertemu dengan Muhammad SAW, Nabi Musa A.S menyambut layaknya kedua sahabat lama yang tidak pernah bertemu. Sebelum Nabi Muhammad pamit meninggalkan langit keenam, Nabi Musa melepasnya dengan doa kebaikan.

Di perjalanan terakhir, Nabi Muhammad SAW ke langit ketujuh bertemu dengan Nabi  Ibrahim A.S. Sewaktu bertemu, Nabi Ibrahim A.S sedang menyandarkan punggungnya ke Baitul Makmur, yaitu suatu tempat yang disediakan Allah SWT kepada para malaikatnya. Kemudian Nabi Ibrahim A.S mengajak Nabi Muhammad SAW untuk pergi ke Sidratul Muntaha sebelum bertemu dengan Allah SWT untuk menerima perintah wajib salat. Tidak ada satu makhluk pun yang pernah melewati Sidratul Muntaha kecuali Nabi Muhammad SAW. Di Sidratul Muntaha inilah Nabi Muhammad menerima perintah wajib shalat lima waktu dalam sehari. Ketika mencapai Sidratul Muntaha di langit ketujuh maka perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam menerima perintah Allah SWT telah berakhir. Perintah yang diterima Rasulullah saat itu yaitu berupa perintah sholat 50 waktu dalam satu hari. Namun ketika menerimanya, Nabi Muhammad SAW diperingatkan oleh nabi Musa A.S untuk memperhatikan kemampuan umatnya. Menyadari hal itu membuat Nabi Muhammad SAW meminta keringanan pada Allah SWT sehingga perintah sholat diringankan menjadi lima waktu dalam sehari. Sejak saat itulah umat Muslim harus melakukan shalat wajib lima waktu yaitu : Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib dan Isya.

Peristiwa Isra' Mi'raj juga tertuang dalam Al-Qur'an surat Al Isra (1),  "Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat".

              Peristiwa Isra’ Mi’raj tidak dapat dirasionalkan oleh akal manusia yang penuh dengan segala keterbatasannya. Bagi manusia yang selalu memakai kemampuan penalarannya, Isra’ dan Mi’raj itu sangat tidak masuk akal dan tidak sesuai dengan pengalaman hidup. Sangat tidak mungkin seseorang dapat menempuh jarak antara Mekah dan Yerusalem pulang pergi hanya dalam waktu kurang dari semalam. Berbagai macam penafsiran telah dilakukan oleh ulama, dan berbagai penjelasan ilmiah telah diupayakan agar dapat memecahkan teka-teki dibalik peristiwa Isra’ Mi’raj ini. Kecepatan cahaya yang dinyatakan sebagai kecepatan tertinggi dalam sains ternyata tidak cukup untuk dapat melakukan perjalanan sejauh itu dalam waktu yang sangat singkat. Bagaimana sebenarnya proses kejadian peristiwa ini, bahkan banyak diantaranya menyatakan bahwa peristiwa ini sepenuhnya bersifat ghaib dan diluar jangkauan akal, sehingga peristiwa ini harus dilihat dengan keimanan sebagai mukjizat. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al -Baqarah (2:29), “ Dia-lah Allah yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu”.

              Dalam perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW, banyak hikmah yang dapat diambil yakni:

  1. Mendirikan ibadah shalat lima waktu sesuai perintah Allah.
  2. Menyakini bahwa setelah kesulitan dan cobaan pasti akan datang kemudahan dari Allah SWT
  3. Menyakini bahwa segala ujian yang datang bisa saja menjadi cara untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.
  4. Menyakini kekuasaan Allah SWT bahwa segala sesuatu dapat terjadi dengan kehendak Allah SWT.
  5. Dalam pengalaman Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW melihat segala macam pengalaman yang sangat berguna bagi manusia. Nabi Muhammad menunjukkan ciri-ciri orang yang berada di surga dan ciri-ciri orang yang berada di neraka. Sehingga manusia dapat mengambil pelajaran dari hal tersebut.

              Dari peristiwa Isra dan Mi’raj semoga selalu menjadi pengingat kita akan besarnya kekuasaan Allah SWT dan senantiasa menambah keimanan kita kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW serta dapat menambah ketaatan kita dalam menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah SWT. (01/SNKK)




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment